Materi pokok: Struktur
dan fungsi sel pada sistem ekskresi manusia.
Kompetensi
Dasar:
3.9
Menganalisis hubugan antara jaringan
penyusun organ pada sistem ekskresi dan mengaitkannnya dengan proses ekskresi
shingga dapat menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi
pada sistem ekskresi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
4.10 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan
pada struktur dan fungsi organ yang menyababkan gangguan sistem ekskresi pada
manusisa melalui berbagai bentuk media presentasi.
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan fungsi dan organ pada sistem ekskresi
manusia,
2. Menjelaskan proses yang terjadi pada ginjal manusia,
dan
3. Menjelaskan sistem ekskresi pada hewan invertebrate
dan vertebrata,
4. Memahami penyakit dan kelainan pada sistem eksresi.
5. Menyebutkan gangguan dan kelainan pada sistem
ekskresi.
A. Pengertian Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi adalah
sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh dari
dalam tubuh, seperti: Mengembuskan gas CO2 ketika kita bernafas, Berkeringat, Buang
air kecil (urine).
B. Alat-alat Sistem Ekskresi
Gambar 1. Organ Dalam
Pada Manusia (Andriyansyah.2014)
Alat-alat ekskresi pada manusia
meliputi:
1) Ginjal
(Ren)
Manusia memiliki sepasang
ginjal yang terletak di depan sebelah kiri dan kanan tulang belakang bagian
pinggang. Berjumlah sepasang dengan berat pada umumnya 0.5% dari berat
tubuh manusia. Unit terkecil penyusun ren adalah NEFRON yang jumlahnya
jutaan buah. Memiliki ukuran panjang sekitar 11 cm dan ketebalan 5 cm. Fungsi
ginjal bagi tubuh yaitu:
a)
Menyaring darah
(yang mengandung zat-zat
yang bersifat racun seperti kreatinin,kreatin,urea,asam urat dan garam mineral)
yang masuk dalam ginjal.
b)
Mempertahankan keseimbangan pH plasma dan cairan tubuh dengan cara mensekresikan urine
yang bersifat basa atau asam.
c)
Mempertahankan tekanan osmotik cairan seluler.
d)
Reabsorbsi
(penyerapan kembali)
elektrolit tertentu yang
dilakukan oleh bagian tubulus ginjal.
e)
Menjalankan fungsi sebagai
hormon dengan menghasilkan dua macam zat yaitu renin dan eritropoitin.
Gambar 2. Organ Ginjal Pada Manusia (Andriyansyah.2014)
1.
Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin
diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel
kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang
tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Selain
penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah,
keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang
terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium,
klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari
endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin
primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam
lainnya
2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih
diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus
proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat
sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam
amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa
osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke
darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan
lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka
tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak
akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang
bersifat racun bertambah, misalnya urea.
Gambar 2. Diagram proses Reabsorpsi urine
3. Augmentasi
Augmentasi
adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal urin akan menuju rongga ginjal,
selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih
telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul
rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urin
yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi
lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
2) Hati
(Hepar)
Merupakan kelenjar
terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan
di bawah diafragma.
Gambar 4. Organ
Hati Pada Manusia (biologimediacentre.com. 2014)
a)
Hati
terdiri dari beberapa belahan (lobus)
b)
Masing-masing
lobus disusun oleh ratusan ribu lobulus yang berbentuk heksagonal
c)
Tiap
lobulus dilapisi oleh jaringan ikat interlobular yang disebut kapsula Glisson
d)
Pada
bagan tengah lobulus hati terdapat vena sentralis.
Fungsi Hati:
Hati menghasilkan empedu (bilus) yang mengandung zat
sisa dari perombakan eritosit di dalam limpa, Hati berfungsi:
(1) Menyimpan
gula dalam bentuk glikogen
(2) Mengatur
kadar gula darah
(3) Tempat
pembentukan urea dari amonia
(4) Menawarkan
racun
(5) Membentuk
vitamin A dari provitamin A
(6) Tempat
pembentukan fibrinogen protrombin
Cara Kerja Hati
Hati terletak dibagian
kanan atas dari daerah abdomen, persis disamping lambung dan dibagian bawah
paru-paru kanan. Hati adalah kelenjar terbesar di tubuh, dengan berat 1500 gram
dan dibungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsul glison. Saluran empedu
(bile ducts ) adalah pembuluh-pembuluh yang menghubungkannya dengan usus, pada
saluran ini menempel kandung empedu sebagai tempat penyimpanan sementara getah
pencernaan yang dibuat oleh hati.
Saluran
empedu dari hati tersambung dengan pembuluh dari pankreas dan keduanya
bermuara di usus dua belas jari. Bilamana manusia makan, getah
pencernaan mengalir dari kandung empedu dan pankreas membantu mencerna makanan
yang telah dimakan, mengubahnya menjadi kepingan-kepingan kecil yang mudah
diserap tubuh. Pankreas mencerna 3 jenis enzim yang memisahkan karbohidrat dari
gula, memecahkan protein menjadi asam amino dan mengubah lemak menjadi asam
lemak serta gliserin. Empedu dari hati dan kandung empedu berisi garam empedu
yang membantu menyerap asam lemak dan gliserin.
3) Kulit
(integumen)
Kulit Merupakan lapisan
terluar tubuh manusia dan merupakan pelindung bagian dalam tubuh. Seluruh beratnya sekitar
16 %
berat tubuh,pada orang dewasa
sekitar 2,7-3,6 kg Lapisan kulit terdiri dari epidermis, dermis dan subktuis.
Gambar 5.
Sayatan 3 Dimensi Lapisan Kulit Pada Manusia (biologimediacentre.com. 2014)
Kulit
berfungsi sebagai:
a)
Mengeluarkan keringat
b)
Melindungi bagian dalam tubuh dari
gesekan, kuman, penyinaran, panas dan zat kimia
c)
Mengatur suhu tubuh
d)
Menerima rangsangan dari luar
e)
Mengurangi kehilangan air
·
Mekanisme Pengeluaran Keringat
Setiap harinya manusia
dewasa mengeluarkan keringat kira-kira 225
ml. Semua keringat yang dihasilkan berasal dari sekitar 2 juta kelenjar
keringat yang tersebar pada seluruh lapisan dermis. Proses pengeluaran keringat
tersebut dipengaruhi oleh hipotalamus.
Hipotalamus merupakan
sistem saraf pusat peng atur suhu badan yang menghasilkan enzim bradikinin.
Enzim bradikinin mempengaruhi kerja kelenjar keringat untuk mengeluarkan
keringat. Selain dipengaruhi hipotalamus, kerja kelenjar keringat juga
dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan dan pembuluh darah.
Suhu pembuluh darah
yang tinggi (karena suhu lingkungan tinggi) akan memberikan rangsangan terhadap
hipotalamus. Oleh rangsangan tersebut, hipotalamus segera mempengaruhi kelenjar
keringat untuk menyerap air, garam, urea, dan berbagai zat sisa metabolisme
dari pembuluh kapiler darah. Berbagai zat ini dikeluarkan melalui saluran
keringat dan pori-pori kelenjar keringat ke permukaan kulit dalam bentuk
keringat. Keringat segera menguap dan suhu tubuh turun sehingga normal kembali.
Apabila keringat yang
keluar terlalu berlebihan, kadar garam yang berada dalam darah bisa berkurang.
Akibatnya, otot bisa mengalami kekejangan atau mungkin bisa pula pingsan.
Selain itu karena pembuluh darah pada lapisan dermis mengembang, kulit wajah
bisa menjadi merah. Keadaan ini dapat terjadi saat kita melakukan aktivitas
fisik yang berat. Namun, sebaliknya kulit kita dapat memucat bila pembuluh
darah pada dermis menyempit, misalnya saja saat kita ketakutan.
4) Paru-paru
(pulmo)
Manusia memiliki
sepasang paru-paru yang terletak di rongga dada. Paru-paru berfungsi sebagai organ
pernafasan yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan CO2 + uap air. Uap air dan CO2 berdifusi di dalam alveolus kemudian
dikeluarkan.
Gambar 6. Organ Paru-Paru Pada Manusia (arinazulfayunitayunus.wordpress.com.
2012)
Osmoregulasi adalah mekanisme tubuh untuk mengatur
konsentrasi bahan terlarut dalam cairan sel atau tubuh.
Hasil ekskresi dapat
dibedakan jadi:
a)
Zat
cair berupa keringat,urine dan empedu
b)
Zat
padat berupa feces
c)
Gas
berupa CO2
d)
Uap
air berupa H2O
·
Mekanisme Dan Fisiologi Paru-Paru
Pengambilan udara pernapasan dikenal dengan inspirasi dan
pengeluaran udara pernapasan disebut dengan ekspirasi. Mekanisme
pertukaran udara pernapasan berlangsung di alveolus disebut pernapasan
eksternal. Udara pernapasan selanjutnya diangkut oleh hemoglobin dalam
eritrosit untuk dipertukarkan ke dalam sel. Peristiwa pertukaran udara
pernapasan dari darah menuju sel disebut pernapasan internal. Aktivitas
inspirasi dan ekspirasi pada saat bernapas selain melibatkan alat-alat
pernapasan juga melibatkan beberapa otot yang ada pada tulang rusuk dan otot
diafragma (selaput pembatas rongga dada dengan rongga perut).
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan
udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar
rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan
dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Sehubungan dengan
organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan
dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
1.
Pernapasan
Dada
Pada pernapasan dada,
otot yang berperan penting adalah otot antar tulang rusuk. Otot tulang rusuk
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar yang berperan dalam
mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam yang berfungsi menurunkan
atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula.
a.
Inspirasi
Fase ini berupa
berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada mengembang.
Pengembangan rongga dada menyebabkan volume paru-paru juga mengembang akibatnya
tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga
udara luar yang kaya oksigen masuk.
b.
Ekspirasi
Fase ini merupakan fase
relaksasi atau kembalinya otot antartulang rusuk ke posisi semula yang dikuti
oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Rongga dada yang
mengecil menyebabkan volume paru-paru juga mengecil sehingga tekanan di dalam
rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar. Hal tersebut menyebabkan
udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2.
Pernapasan Perut
Pernapasan perut
merupakan pernapasan yang mekanismenyamelibatkan aktifitas otot-otot
diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
a. Inspirasi
Pada saat pengambilan
udara (inspirasi) tahap-tahap yang terjadi dan dapat dirasakan adalah diafragma
berkontraksi sehingga diafragma menjadi datar dan otot antartulang rusuk
sebelah luar juga berkontraksi yang diikuti dengan terangkatnya tulang rusuk
yang menyebabkan rongga dada membesar. Membesarnya rongga
dada ini menyebabkan tekanan di dalam rongga dada mengecil sehingga
memungkinkan paru-paru dapat mengembang. Mengembangnya paru-paru
memungkinkan tekanan di dalam ruang paru-paru mengecil bahkan lebih kecil dari
udara luar sehingga udara dapat masuk secara berurutan ke lubang hidung
- rongga hidung - faring
trakea (melaui glottis) - bronkus (kanan-kiri) - bercabang
22× (bronkiolus-bronkiolus) alveolus (kantong-kantong kecil).
b. Ekspirasi
Pada
saat pengeluaran udara (ekspirasi) tahap-tahap yang dapat dirasakan adalah
diafragma relaksasi sehingga kembali ke posisis semula dan otot antarrusuk
dalam kontraksi menyebabkan tulang rusuk kembali ke posisi semula sehingga
rongga dada mengecil. Rongga dada mengecil sehingga menyebabkan tekanan di
dalam rongga dada meningkat yang mengakibatkan ruang paru-paru
mengecil.Mengecilnya ruang paru-paru menyebabkan membesaranya tekanan di dalam
paru-paru sehingga udara akan mengalir keluar dari alveolus melalui bronkiolus
– bronkus – trakea – glotis – faring - rongga hidung dan lubang hidung.
C. Sistem Ekskresi pada Hewan
1).
Serangga
Gambar 7. Organ Dalam
Serangga (biologimediacentre.com. 2014)
Alat
ekskresi belalang adalah pembuluh malpighi. Pembuluh malpighi
yaitualatpengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh
malpighi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan dan
pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus.
Serangga
memiliki tingkatan hidup yang lebih tinggi dari pada cacing pipih dan
cacing tanah. Oleh karena itu, alat ekskresinya pun lebih sempurna.
Alat ekskresi serangga dan Artropoda lainnya adalah tubula atau pembuluh
Malpighi. Pembuluh Malpighi merupakan pelipatan saluran pencernaan
yang berada pada homosol dan ujungnya tergenang dalam darah (hemolimfa). Tepatnya terletak di antara
perut tengah dan usus.
Pembuluh
Malpighi ini akan mengekresikan zat sisa berupa urea, limbah nitrogen, dan
garam secara osmosis dari hemolimfa menuju lumen (rongga
pembuluh). Sebagian besar zat-zat yang berguna diserap kembali
(reabsorpsi) melewati jaringan epitelium pada rektum dan diedarkan ke
seluruh tubuh oleh hemolimfa. Sebaliknya, limbah bernitrogen
mengendap menjadi asam urat yang dikeluarkan bersama feses lewat
anus.
Gambar 8. Alat-Alat Ekskresi Serangga (biomagz.com. 2015)
2). Cacing tanah (Annelida)
Sesama hewan
invertebrata, ternyata cacing pipih dan cacing tanah (Filum Annelida)
memiliki alat ekskresi yang berbeda. Cacing tanah memiliki alat ekskresi
khusus yang terdapat pada setiap segmen tubuhnya. Alat ekskresi ini
dinamakan nefridium (jamak: nefridia). Pada setiap segmen tubuh cacing
tanah terdapat sepasang nefridium. Hanya tiga segmen pertama dan segmen
terakhir saja yang tidak terdapat alat ekskresi ini. Nefridium
dilengkapi corong bersilia dan terbuka yang terletak pada sekat pemisah
antarsegmen tubuh. Alat ini disebut nefrostom. Nefrostom berfungsi sebagai
penarik cairan tubuh dari satu segmen ke segmen lainnya. Sementara, sisa
metabolisme akan dikeluarkan melalui sebuah lubang yang disebut
nefridiopori.
Saat silia pada nefrostom bergetar,
cairan tubuh dari segmen di sebelahnya akan mengalir ke dalam nefridium.
Pada nefridum ini, zat berguna seperti glukosa dan ion-ion diserap oleh
darah untuk dialirkan melalui pembuluh kapiler. Sedangkan zat sisa seperti
air, senyawa nitrogen, dan garam yang tidak berguna oleh tubuh dikeluarkan
melalui nefridiopori.
d. Kelainan
dan Penyakit
a) Albuminuria
Urine banyak mengandung albumin
Penyebab : kekurangan protein, penyakit ginjal
dan hati
Akibat: tubuh kekurangan albumin yang menjaga
agar cairan tidak keluar dari darah.
b) Hematuria
Urine mengandung darah
Penyebab: peradangan ginjal, batu ginjal dan
kanker kandung kemih.
c) Nefritis
radang ginjal bagian nefron yang diawali
peradangan glomerulus.
d) Gagal ginjal
Meningkatnya kadar urea dalam darah
Penyebab : nefritis (radang ginjal)
Akibat : zat-zat yang seharusnya dibuang oleh
ginjal tertumpuk dalam darah.
Pengobatan : cuci darah secara rutin atau
cangkok ginjal.
e) Diabetes Melitus
kadar glukosa darah melebihi normal
Penyebab : kekurangan hormon insulin
Akibat : luka sulit sembuh.
f)
Hepatitis
Tanda : perubahan warna kulit dan putih mata
menjadi kuning, urine menjadi kecoklatan seperti air teh
Penyebab : virus
Akibat : hati meradang dan kerja hati terganggu
Pencegahan : menjaga kebersihan lingkungan,
tidak kontak langsung.
Sirosis Hati
Tanda: timbulnya jaringan parut dan kerusakan
sel-sel pada hati
Penyebab: minuman alkohol, infeksi bakteri,
komplikasi hati.